Tuesday 25 June 2013

Untitled

Aku bukan pecinta kopi, tapi sekarang aku duduk disudut coffee shop tua yang cukup terkenal di kota ini.

Aku mengenalmu di coffe shop ini lima bulan yang lalu. 
Kita bertemu karena tampaknya kita sama-sama membenci jalanan sore di kota ini yang tidak pernah bersahabat.

Hari itu jum'at sore, rintik hujan membahasi jalanan kota ini. Jalan  penuh dengan kendaraan bersusun rapi menuju arah yang sama,  pulang.

Hari itu, lima bulan yang lalu aku melihatmu untuk pertama kalinya, kamu dengan kemeja biru yang sedikit kusut dibagian lengan.

Kamu yang duduk sendirian diujung sana tepat diseberangku, duduk sendirian dipingir jendela
dan memandang jauh kedepan.


Aku masih hapal betul apa yang kamu pesan dikala duduk sendirian diseberang sana. Kopi panas dengan tambahan cream. Itu yang biasa aku liat ketika pelayan menghampirimu dengan nampan di tangan mereka.

Aku bahkan tidak pernah mengenalimu, kita tidak pernah bertegur sapa. Kau sibuk dengan kopi mu dan aku sibuk dengan kesendirianku.

Aku menyukai setiap sudut dari coffe shop ini dengan jendela besar yang mereka miliki, itu memberikanku kebebasan untuk menatap keluar.

Hampir setiap jumat sore setiap minggunya aku bertemu denganmu dalam diam di sini, kau yang selalu datang lebih lambat dari aku dan akan berjalan pelan kesudut yang sudah aku hapal betul.

Kau akan duduk perlahan, mengeluarkan smartphone dari kantong celanamu dan menaruhnya disisi kanan meja.

Aku hapal betul apa yang kamu lakukan kemudian, kamu akan akan memandang ke arah jendela. Lagi-lagi memandang jauh entah kemana seperti menunggu sesuatu.

Kamu akan berdiri dari sudut sana ketika gurat jingga matahari sudah hilang diperaduannya, meninggalkan segelas kopi yang terkadang tidak pernah kau habiskan.

Hari ini tepat lima bulan aku 'belajar' dirimu dari seberang sini. Tatapan matamu tetap tidak berubah, memandang jauh entah kemana

Boleh aku bertanya, "apa yang kamu tunggu?"

Aku dan kamu memiliki persamaan, suka duduk ditepi jendela. Menunggu.

Tapi ada satu hal pasti tentang menunggu pada diriku, saat ini aku menunggu matamu mengalihkan pandangan jauhmu itu agar berpindah ke sesuatu di hadapanmu.

Ingin tau kamu tau kenapa aku suka mengamati dirimu?

Alasanya sederhana, karena tanpa sadar setiap orang menyukai objek yang mirip atau membuat kita teringat pada sesuatu. Itu juga yang terjadi pada diriku,

Aku dan kamu mirip, sama-sama menunggu. Entah apa

Tapi hari ini, tepat lima bulan sejak aku mengenalmu dalam diam, hari ini kau tampak tersenyum setelah seorang wanita menghampirimu dan tersenyum halus padamu.

Diakah yang kamu tunggu selama ini?

Aku tidak pernah melihat matamu seperti ini sebelumnya. Ada binar senang dimatamu.

 Ini yang kau tunggu?

Selamat! Jika dia yang kau tunggu.

Sekarang saatnya diriku yang bertanya pada diri sendiri "Apa yang aku tunggu sampai saat ini?"


nb : gambar dipinjam disini tumblr